Hari buku nasional 2015
Pernah dengar kalau buku itu jendela dunia? Sepakat dengan kalimat tersebut? Kalau kami sih tidak! Kenapa? Karena menurut kami buku itu pintunya dunia yang bisa mengantarkan kita menuju kekayaan. Buku lebih dari sekadar jendela yang hanya bisa digunakan untuk melihat keindahan, buku adalah jalan setapak dunia itu sendiri! Setiap orang berhak menjelajah jagad raya dengan buku-buku yang hebat.
Kalian mungkin sudah pernah menjelajah bersama buku ternama, tapi apakah orang lain sudah? Bagaimana dengan mereka di luar sana yang tidak bisa membeli pintu mereka? Mereka tidak bisa keluar dari zona yang membosankan, bahkan tidak tahu betapa menakjubkannya dunia luar. Mereka terjebak di suatu ruangan tanpa bisa berpindah tempat karena tidak memiliki pintu!
17 Mei merupakan tanggal yang tepat untuk membuka gerbang dunia. Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang jatuh pada tanggal tersebut menjadi titik kami mulai membantu calon orang-orang hebat membuka pintu mereka dengan buku.
Bertempat di lapangan Sempur, Bogor, BEM-KM Poltekkes Bandung merayakan Harbuknas dengan puluhan warga Bogor. Ketika pemandu acara, Sartika dan Nurina, menyapa dan memperkenalkan Hari Buku Nasional dengan semangat, pagi itu pula Bogor dihentak oleh hari peringatan yang kebanyakan orang abaikan.
Satu-persatu warga Bogor mulai memadati perpustakaan dadakan yang kami buat dan dengan senang hati menandatangani spanduk kontributor pendukung Harbuknas yang kemudian mereka abadikan dalam foto selfie.
“Bagus banget, ya, acaranya. Kan jarang-jarang ada peringatan hari buku. Semoga aja warga Bogor jadi seneng baca buku, termasuk saya yang agak males baca.” Komentar Rahma siswi SMA, setelah selesai berfoto di spanduk bertandatangan.
Selain diadakannya perpustakaan dadakan dan tandatangan “komitmen bersama” di selembar spanduk, Harbuknas kali ini juga dimeriahkan oleh tari jaipongan yang dibawakan dengan gemulai oleh dua orang mahasiswi Kebidanan Bogor, Mufti dan Maya Dwijayanti, Flashmob bersama, serta dibukanya pendaftaran lomba menulis cerpen untuk umum bertemakan “BUKU”.
Kalian mungkin sudah pernah menjelajah bersama buku ternama, tapi apakah orang lain sudah? Bagaimana dengan mereka di luar sana yang tidak bisa membeli pintu mereka? Mereka tidak bisa keluar dari zona yang membosankan, bahkan tidak tahu betapa menakjubkannya dunia luar. Mereka terjebak di suatu ruangan tanpa bisa berpindah tempat karena tidak memiliki pintu!
17 Mei merupakan tanggal yang tepat untuk membuka gerbang dunia. Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang jatuh pada tanggal tersebut menjadi titik kami mulai membantu calon orang-orang hebat membuka pintu mereka dengan buku.
Bertempat di lapangan Sempur, Bogor, BEM-KM Poltekkes Bandung merayakan Harbuknas dengan puluhan warga Bogor. Ketika pemandu acara, Sartika dan Nurina, menyapa dan memperkenalkan Hari Buku Nasional dengan semangat, pagi itu pula Bogor dihentak oleh hari peringatan yang kebanyakan orang abaikan.
Satu-persatu warga Bogor mulai memadati perpustakaan dadakan yang kami buat dan dengan senang hati menandatangani spanduk kontributor pendukung Harbuknas yang kemudian mereka abadikan dalam foto selfie.
“Bagus banget, ya, acaranya. Kan jarang-jarang ada peringatan hari buku. Semoga aja warga Bogor jadi seneng baca buku, termasuk saya yang agak males baca.” Komentar Rahma siswi SMA, setelah selesai berfoto di spanduk bertandatangan.
Selain diadakannya perpustakaan dadakan dan tandatangan “komitmen bersama” di selembar spanduk, Harbuknas kali ini juga dimeriahkan oleh tari jaipongan yang dibawakan dengan gemulai oleh dua orang mahasiswi Kebidanan Bogor, Mufti dan Maya Dwijayanti, Flashmob bersama, serta dibukanya pendaftaran lomba menulis cerpen untuk umum bertemakan “BUKU”.
Selain itu di tengah-tengah acara, Presiden BEM-KM Poltekkes Bandung bersama dengan Dompet Duafa Volunteer memotivasi masyarakat Bogor agar lebih gemar membaca lewat talk show singkat. Keduanya sepakat bahwa membaca tidak harus dimulai dari buku-buku tebal dengan kalimat sulit, tetapi justru kebiasaan membaca akan meluas ketika kita mulai membaca dari bacaan ringan yang kita sukai, seperti kebanyakan orang yang mulai mencintai buku dari membaca cerita-cerita fiksi.
Acara Hari Buku Nasional kali ini ditutup oleh penampilan suffle dance dari Komunitas Suffle Bogor dan permainan gitar akustik oleh Syifa dari Kebidanan Bogor.
“Semoga peringatan Hari Buku Nasional ini dapat meningkatkan minat baca dan memberikan semangat kepada generasi cerdas untuk lebih peduli terhadap sesama.” Harapan Mukhowimah selaku ketua pelaksana. Dan tentu saja menjadi harapan kita semua yang selalu menginginkan Indonesia yang lebih baik.
Melalui buku kita lampaui batas-batas imajinasi. Melalui buku kita gapai asa yang menggantung di ketinggian. Melalui buku kita dobrak tembok dingin bernama “mustahil”. Melalui buku kita bisa menjadi pemuda yang lebih berarti.
Hidup Mahasiswa! Hidup Pemuda! Semangat Integritas!
- Biro Informasi -
Acara Hari Buku Nasional kali ini ditutup oleh penampilan suffle dance dari Komunitas Suffle Bogor dan permainan gitar akustik oleh Syifa dari Kebidanan Bogor.
“Semoga peringatan Hari Buku Nasional ini dapat meningkatkan minat baca dan memberikan semangat kepada generasi cerdas untuk lebih peduli terhadap sesama.” Harapan Mukhowimah selaku ketua pelaksana. Dan tentu saja menjadi harapan kita semua yang selalu menginginkan Indonesia yang lebih baik.
Melalui buku kita lampaui batas-batas imajinasi. Melalui buku kita gapai asa yang menggantung di ketinggian. Melalui buku kita dobrak tembok dingin bernama “mustahil”. Melalui buku kita bisa menjadi pemuda yang lebih berarti.
Hidup Mahasiswa! Hidup Pemuda! Semangat Integritas!
- Biro Informasi -