GERAKAN SOSIAL KEMANUSIAAN FKMPI
Menyikapi banyaknya bencana alam di Bandung, Mahasiswa Politeknik yang terhimpun dalam organisasi FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Politeknik se-Indonesia) wilayah Jawa Barat menggelar aksi Mahagana (mahasiswa tanggap bencana) dengan tema “GSK” (Gerakan Sosial Kemanusiaan). Aksi ini berfokus pada masalah banjir di Baleendah. Adapun Politeknik yang berpartisipasi pada aksi ini diantaranya: Poltekkes Bandung, Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Pos, Politeknik Pajajaran dan LP3I dengan total relawan kurang lebih 100 orang. Aksi dilaksanakan pada hari minggu (8/3) ini bertempat di Kampung Badak RW 05 Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah.
Aksi dimulai pukul 08.45 diawali dengan penyuluhan PHBS dan Penanggulangan Pasca Banjir oleh staff dosen Keperawatan Poltekkes Bandung, Bapak Haris Sofyana, S. Kep. Ners. Kemudian dilanjutkan dengan cek kesehatan gratis oleh tim SATGAS Poltekkes Bandung, cek kesehatan meliputi: penimbangan berat badan, tensi, pengecekan kadar asam urat dan gula darah, konsultasi kesehatan dan pemberian obat dasar. Pada saat yang bersamaan, FKMPI melakukan kerja bakti di sepanjang jalan dan sungai terdekat. Teknis dari kerja bakti yakni membersihkan sampah disepanjang jalan dan sungai (menggunakan perahu) serta membersihkan lumpur sisa banjir. Dalam pengadaan peralatan selama kerja bakti, selain disuplai dari warga setempat dan mahasiswa, FKMPI juga bekerjasama dengan salahsatu komunitas peduli bencana, ACT sehingga waktu dan tenaga yang digunakan lebih efektif dan efisien. Aksi di jeda dengan istirahat setelah adzan berkumandang.
Selepas istirahat, aksi dilanjutkan dengan pembagian sembako kepada warga yang diwakilkan oleh ketua RT setempat. Aksi berakhir pada pukul 14.00 dengan penyerahan plakat kepada Bapak Haris Sofyana, S. Kep. Ners, SATGAS dan ACT. Selama aksi berlangsung, antusias dari kedua belah pihak cukup tinggi. Terlihat dari tingginya perhatian warga terhadap penyuluhan yang diberikan, ramainya stand pemeriksaan kesehatan, aktifnya peran serta warga dalam kerja bakti, dan semangatnya para relawan dalam menjalankan aksi ini. Adapun kendala dari kegiatan ini yaitu kurangnya dana dan banyaknya pro-kontra tentang konten kegiatan yang berbau kesehatan mengingat mayoritas anggota FKMPI berasal dari jurusan teknik sehingga kurang familiar dengan konten kegiatan kesehatan.
Banjir di Baleendah merupakan satu dari sekian banyak bencana alam di Kota Bandung tercinta ini. FKMPI berharap untuk kedepannya pemerintah lebih aktif memerhatikan pencegahan dan menyosialisasikan pengetahuan siaga bencana agar masyarakat lebih mandiri, selain itu masyarakat umum juga diharapkan untuk mematuhi segala peraturan yang ada seperti: membuang sampah pada tempatnya, melakukan pencegahan DBD, tidak membakar hutan, tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai, dsb sehingga dapat meminimalisir terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, dsb.
Aksi dimulai pukul 08.45 diawali dengan penyuluhan PHBS dan Penanggulangan Pasca Banjir oleh staff dosen Keperawatan Poltekkes Bandung, Bapak Haris Sofyana, S. Kep. Ners. Kemudian dilanjutkan dengan cek kesehatan gratis oleh tim SATGAS Poltekkes Bandung, cek kesehatan meliputi: penimbangan berat badan, tensi, pengecekan kadar asam urat dan gula darah, konsultasi kesehatan dan pemberian obat dasar. Pada saat yang bersamaan, FKMPI melakukan kerja bakti di sepanjang jalan dan sungai terdekat. Teknis dari kerja bakti yakni membersihkan sampah disepanjang jalan dan sungai (menggunakan perahu) serta membersihkan lumpur sisa banjir. Dalam pengadaan peralatan selama kerja bakti, selain disuplai dari warga setempat dan mahasiswa, FKMPI juga bekerjasama dengan salahsatu komunitas peduli bencana, ACT sehingga waktu dan tenaga yang digunakan lebih efektif dan efisien. Aksi di jeda dengan istirahat setelah adzan berkumandang.
Selepas istirahat, aksi dilanjutkan dengan pembagian sembako kepada warga yang diwakilkan oleh ketua RT setempat. Aksi berakhir pada pukul 14.00 dengan penyerahan plakat kepada Bapak Haris Sofyana, S. Kep. Ners, SATGAS dan ACT. Selama aksi berlangsung, antusias dari kedua belah pihak cukup tinggi. Terlihat dari tingginya perhatian warga terhadap penyuluhan yang diberikan, ramainya stand pemeriksaan kesehatan, aktifnya peran serta warga dalam kerja bakti, dan semangatnya para relawan dalam menjalankan aksi ini. Adapun kendala dari kegiatan ini yaitu kurangnya dana dan banyaknya pro-kontra tentang konten kegiatan yang berbau kesehatan mengingat mayoritas anggota FKMPI berasal dari jurusan teknik sehingga kurang familiar dengan konten kegiatan kesehatan.
Banjir di Baleendah merupakan satu dari sekian banyak bencana alam di Kota Bandung tercinta ini. FKMPI berharap untuk kedepannya pemerintah lebih aktif memerhatikan pencegahan dan menyosialisasikan pengetahuan siaga bencana agar masyarakat lebih mandiri, selain itu masyarakat umum juga diharapkan untuk mematuhi segala peraturan yang ada seperti: membuang sampah pada tempatnya, melakukan pencegahan DBD, tidak membakar hutan, tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai, dsb sehingga dapat meminimalisir terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor, dsb.